Wednesday, 13 April 2022

LAPAR MENGHAPUSKAN DOSA

  
Rasa lapar mempunyai daya yang sangat besar dalam mendorong diri seseorang untuk melakukan ketaatan. Ia melemahkan nafsu syahwat yang selalu mendorong kepada keburukan, biarpun kuatnya tekanan hawa nafsu itu pada diri seseorang. 
 
Sahal ibn Abdullah berkata: “Demi Allah, Yang tidak ada Tuhan selain Dia, orang-orang yang terbiasa melakukan apa yang dibenci Allah tidak akan berubah menjadi orang-orang yang melakukan apa yang dicintai Allah, kecuali dengan lapar. Manusia tidak akan menjadi manusia yang benar kecuali dengan lapar.” 
 
Al-Hajjaj ibn Al-Gharafidhah berkata: "Aku menemui sekelompok orang yang sedang beribadah sambil menahan lapar di Makkah. Aku bertanya kepada mereka, “Beri tahulah aku, mengapa Allah SWT memerintahkan para wali-Nya untuk berlapar-lapar.” 
 
Mereka menjawab, “Tidaklah kamu lihat bahwa ketika haiwan ternak atau unta tidak mahu menuruti keinginan pemiliknya, yang dilakukan si pemilik (supaya binatang piliharaan mahu menuruti arahan) adalah tidak memberi makan kepada mereka. Sesungguhnya bila seorang hamba melaparkan dan mendahagakan diri, Allah SWT membanggakan hamba itu di hadapan para malaikat. Tidak ada seorang hamba yang Allah banggakan kecuali kelak di akhirat kepalanya akan dimahkotai dengan mahkota cahaya. Allah SWT mengutus para malaikat untuk membawa cahaya dan perhiasan dari yaqut merah dan kuning serta permata yang sangat indah. Mereka juga membawa kendaraan dari zamrud nan hijau. Semua itu oleh para malaikat dibawa ke makam orang-orang yang sewaktu di dunia suka menahan lapar dan dahaga. Orang-orang itu kemudian dibangkitkan dari kubur lalu dinaikkan ke atas kenderaan yang telah disediakan dan mereka pun pergi menuju Allah SWT.” 
 
Ibrahim Adham menyatakan: "Aku telah menerima suatu riwayat bahawa Iblis melihat Nabi Isa berlapar-lapar di malam dan siang hari. Iblis bertanya, “Mengapa kau berlapar-lapar seperti itu? Maukah kamu aku bawakan makanan?’ 
 
Nabi Isa menjawab, “Kamu tahu bahawa sesungguhnya jika aku berkata kepada gunung-gunung dan lembah-lembah ‘Jadilah kalian makanan atas izin Allah’, mereka pasti menjelma menjadi makanan. Kamu adalah musuhku dan hawa nafsu adalah mata-matamu yang ada padaku.” 
 
Hawa nafsu adalah mata-mata Iblis. Hawa nafsu selalu memenuhi keinginan Iblis dan syaitan yang selalu ingin memuaskan keinginan hawa nafsu. Hawa nafsu juga selalu meminta bantuan Iblis untuk memudahkan apa yang diinginkannya dan Iblis selalu mengembuskan bisikannya ketika menggoda seseorang melalui hawa nafsu. Rasa lapar menutup gejolak hawa nafsu sehingga ia tidak mampu menyampaikan keinginannya kepada Iblis. 
 
Setelah hawa nafsu tidak berdaya kerana ditaklukkan oleh lapar, mucullah semangat spritual yang menerima limpahan cahaya Ilahi dan pengajaran yang berguna. 
 
Ali bin Abi Thalib bercerita: “Suatu hari aku masuk ke rumah Rasulullah. Aku melihat baginda bertelungkup di atas tikar sambil menyembunyikan wajah. Tubuhnya kelihatan lemah kerana menahan lapar. Ketika itu Rasulullah berdoa, ‘Dengan lapar dan dahagaku, ampunilah umatku atas dosa-dosa mereka’.” 
 
Aisyah meriwayatkan: “Rasulullah dan para sahabatnya biasa menahan lapar.”

No comments:

Post a Comment